LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KERAPATAN ZAT
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Percobaan
: P1
KERAPATAN
ZAT
Pelaksanaan
Praktikum
Hari
: Rabu Tanggal : 13 September 2017 Jam ke : 5-6
(LOGO UNAIR)
Oleh
:
Renza
Anggieta Maharani Muslim (081711333082)
Kelompok
:
1. Shekina
Glory (081711333080)
2. Fadhila
Rizkia Nur Hidayati (081711333081)
3. Sofian
Iramanda (081711333083)
Dosen
Pembimbing : Drs. Muzakki
Asisten
Pembimbing : Beni Hamdani
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
A.
TUJUAN
Menentukan zat padat
berbentuk balok, kubus, silinder dan butiran serta zat cair.
B.
DASAR TEORI
Massa
jenis atau kerapatan () zat merupakan
besaran karakteristik yang dimiliki suatu zat. Kerapatan suatu zat merupakan
perbandingan massa dan volume
zat itu, sehingga nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran massa dan
volume zat. Kerapatan suatu zat dinyatakan oleh persamaan :
(1)
Dengan ketentuan :
:
massa jenis zat (kg/m³)
m :
massa zat (kg)
V
:
volume zat (m³)
Nilai
kerapatan zat tidak bergantung pada massa zat maupun volumenya. Perubahan suhu
pengaruhnya sangat kecil terhadap kerapatan zat.
1. Kerapatan Benda Padat
Kerapatan
benda padat berbentuk balok dapat ditentukan dengan mengukur massa (m),
panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t)
benda tersebut. Besarnya kerapatan berbentuk balok
diberikan oleh
persamaan (2).
ρ =
Untuk benda padat
berbentuk silinder, kerapatannya ditentukan oleh Persamaan (3)
𝟒𝒎
Ρ =
Dengan
d dan t masing-masing
adalah diameter dan tinggi silinder.
2. Kerapatan Benda Berbentuk Butiran
Benda
berbentuk butiran seperti tepung, pasir, kapur, semen dan sejenisnya nilai
kerapatanya kurang akurat jika cara menentukan kerapatanya dengan meninbang
massa dan mengukur volume yang dibentuk oleh benda berbutir. Pengukuran dengan
cara tersebut tidak akurat karena dalam volume yang di bentuk oleh benda
berbutir terdapat ruang kosong berupa celah-celah yang terbentuk diantara
butiran benda, sehingga hasil pengukuran volume benda berbutir tidak akurat.
Untuk menghasilkan pengukuran kerapatan yang akurat, digunkan alat yang
dinamakan piknometer (bentuk dan prinsip kerja piknometer dapat dilihat pada
BAB II). Nilai pengukuran kerapatan benda berbutir menggunakan piknometer di
tentukan melalui persamaan (4)
Dengan ketentuan: (4)
𝑚1 : massa
piknometer kosong beserta tutupnya.
𝑚2 : massa
piknometer air beserta tutupnya.
𝑚3 : massa
piknometer berisi (1/3 bagian piknometer) beserta tutupnya.
𝑚4 : massa
piknometer berisi pasir dan dipenuhi dengan aquades beserta tutupnya.
3. Kerapatan Benda Cair
Kerapatan
zat cair (air, alkohol, spiritus dan lainya) dapat ditentukan dengan mengukur
massa dan volume zat cair menggunakan gelas ukur. Metode lain adalah dengan
menggunakan piknometer dengan kerapatan zat cair di tentukan melalui persamaan
(4). Selain dua metode tersebut, kerapatan zat cair juga dapat ditentukan
menggunakan neraca Mohr.
Prinsip
dasar pengukuran kerapatan zat cair menggunakan neraca Mohr
adalah
penerapan hukum archimedes (gaya tekan ke atas oleh zat cair) serta kesetimbangan
gerak rotasi (jumlah total momen gaya sama dengan nol). Skema kerja pengukuran
kerapatan zat cair menggunakan neraca Mohr diperlihatkan oleh Gambar 2.
Pada
gambar 2, keadaan awal ketika zat cair dan beban belum ada, sistem dalam
keadaan setimbang karena torsi (t) akibat benda celup yang terletak pada lengan
sepanjang L disetimbangkana oleh penyeimbang. Pada saat benda celup tercelup
dalam zat cair, benda celup mengalami gaya tekan keatas sebesar F= pVg (p,V dan
masing-masing adalah kerapatan zat cair, perubahan volume zat cair setelah
benda celup tercelup dalam zat cair dan percepatan gravitasi bumi). Agar sistem
kembali dalam keadaan setimbang, diletakkan beban dengan berat W pada lengan
neraca sepanjang l. Jika panjang L = 10 cm, maka dalam keadaan setimbang dapat
ditulis :
∑
= 0
∑(w.l)
– F . 10 = 0
∑(m
. g . l ) – ρ . V . g . 10 = 0
∑(m
. l ) = ρ . V . 10
Dengan demikian nilai kerapatan zat cair dapat
ditentukan menggunakan Persamaan (4) berikut.
ρ =
Dengan
m adalah massa beban dan l bersatuan cm serta indeks i menyatakan jumlah beban,
Faktor-faktoryang
mempengaruhi massa jenis
1.
temperature
2. massa
zat
3. volume
zat
4.
kekentalan (viskositas)
Bila kerapatan benda lebih besar dari
kerapatan air maka benda
tersebut akan tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih kecil maka benda
akan mengapung. Benda mengapung bagian volumesebuah benda yang
tercelupdalamcairan sama dengan rasio kerapatan benda-benda terhadap kerapatan
cairan. Rasio kerapatan dinamakan berat jenis zat itu. Massa jenis relative
tidak memiliki satuan, massa jenis relatifkurang ketelitiannyadibandingkan
dengan pengukuran massa (Lachman.1994 :101-103)
Massa jenis zat dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda)
dengan volumenya. Massa jenis merupakan salah satuciri untuk mengetahui
kerapatan zat. Pada volume yang sama, semakin rapat zatnya semakin besar
massanya. Sebaliknya makin renggang, makin kecil massa suatu benda.pada massa
yang sama semakin rapat zatnya semakin kecil volumenya. Sebaliknya semakin
renggang kerapatnnya semakin besar volumenya. (Breadthauter.1993:76)
Volume zat padat padat dapat ditentukan dengan 2 cara , yaitu :
a. Pengukuran secara langsung, berlaku hokum
Archimedes yang berbunyi: “setiap benda yang tercelup sebagian atau
seluruhnya kedalam fluida , akan mendapat gaya keatas sebesar berat fluida yang
dipindahkan oleh benda itu” volumebenda benda padat dapat
ditentukan dengan menggurangi massa benda diudara dengan massa benda didalam air.
b. Pengukuran secara tidak langsung(mekanik). Dapat
dilakukan dengan mengukur perubahan(variable) yang membangunnya. (anonim ,
2014)
Massajenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara
masssa benda dengan volume benda tersebut. Massa jenis suatu benda bersifat
tetap artinya jika ukuran dan bentuk benda diubah masaa jenis benda tidak
berubah . misalnya ukurannya diperbesar sehingga masabenda maupun volumenya
benda makin besar walupun kedua besaran yang menunujukkan ukuran benda makin
diperbesar tetapi massajenisnya tetap. (Kangina. 2002:17)
Konsep massa jenis sering digunakan untuk dapat menentukan dengan
tepatjenis suatu benda yang kuat tetapi ringan maka digunakan aluminium sebagai
badan pesawatkarena alumunium lebih ringan massanya dari besi (Rany Purin .2013)
Untuk menentukan volume benda dapat dilakukan dengan berbagai cara
sesuai dengan bentuk bendanya. Untuk benda yang beraturan bentuknya dengan
dilakukan dengan rumusan yang sesuai , miasal untuk benda kubus , yang harus
dilakukan adalah mengukur panjang sisi kubus, kemudian menghitung dengan
rumusan sisi pangkatnya. Sedang untuk mengukur benda yang tidak beraturan
bentuknya diulakukan dengan cara memasukkan benda kedalam gelas ukur yang diisi
dengan air dengan volume tertentu. Selisih volume tersebut adalah volume benda
yang dimasukkan kedalam gelas ukur . setelah didapat massa dan volume benda,
dapat dihtung berapa massa jenis bendanya.
C.
ALAT DAN BAHAN
Ø Alat
1. Jangka
sorong
2. Mikrometer
sekrup
3. Neraca
torsi
4. Piknometer
5. Neraca
mohr
Ø Bahan
:
1. Kubus
logam
2. Silinder
logam
3. Pasir
4. Spiritus
5. Aquades
D.
PROSEDUR KERJA
I. Menentukan
kerapatan kubus logam dan silinder logam.
1. Jangka
sorong, mikrometer sekrup, dan neraca torsi diamati dan diperhatikan ketelitian
masing-masing.
2. Panjang,
lebar, dan tinggi kubus logam diukur menggunakan mikrometer sekrup.
3. Massa
kubus logam diukur dengan cara meletakkan kubus logam pada piringan sebelah
kiri neraca torsi. beban-beban penggantung digeser sebagai pengganti anak
neraca sedemikian hingga neraca setimbang seperti semula. Angka-angka dibaca
yang ditunjukkan oleh beban-beban pnggantung, misal 10 g dan 3,4 g. Jadi massa
kubus logam m = 10 g + 3,4 g
= 13,4 g.
Sehingga
hasil pengukuran massa kubus logam m = (13,4 + 0,05)
g.
4. Panjang
(p) dan diameter (d) silinder logamr diukur
menggunakan jangka sorong.
5. Ukurlah
massa silinder logam seperti langkah (3).
II.
Menentukan kerapatan pasir
1. Menimbang
piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya.
2. Isi
piknometer dengan pasir halus kira-kira sampai 1/3 bagian volume piknometer.
3. Mengukurlah
massa piknometer yang berisi pasir beserta tutupnya menggunakan neraca torsi.
4. Menuangkan
air perlahan-lahan ke dalam piknometer berisi pasir, kocok-kocok, dan isi
sampai penuh sehingga tidak ada gelembung udara di dalamnya dan pasangkan
penutup piknometer.
5. Mengukur
massa piknometer berisi pasir dan air tersebut beserta tutupnya menggunakan
neraca torsi.
6. Piknometer
dibersihkan dan isi penuh dengan air hingga tidak ada gelembung di dalamnya
kemudian pasangkan penutup piknometer.
7. Mengukur
massa piknometer berisi penuh air dan tutupnya menggunakan neraca torsi.
8. Piknometer
dibersihkan dan dikeringkan
III.
Menentukan kerapatan zat cair
1. Mengatur
neraca Mohr setegak mungkin (vertikal) dengan mengatur sekrup A.
2. Menggantungkan
benda celup pada ujung lengan neraca Mohr seperti pada gambar 4.
3. Mengatur
neraca agar setimbang dengan memutar sekrup C, sehingga jarum D berimpit dengan
E pada skala.
4. Menuangkan
spiritus ke dalam gelas ukur yang tersedia daan catat volumenya.
5.
Menyelupkan seluruh bagian benda celup
ke dalam spiritus dalam gelas ukur. Pada keadaan ini neraca dalam keadaan tidak
seimbang (jarum D tidak berimpit dengan E) dan mencatat perubahan volume
spiritus dalam gelas ukur. Perubahan volume spiritus tersebut menunjukkan nilai
volume benda celup.
6. Meletakkan
beban penunggang pada lengan bergerigi dari neraca agar neraca dalam keadaan
setimbang kembali. Jika satu beban penunggang belum dapat menyeimbangkan
neraca, menambahkan beban penunggang dan meletakkan pada posisi yang lain
sampai neraca dalam keadaan setimbang
kemudian catatlah masing-masing massa beban penunggang dan posisinya dari pusat
(O).
Comments
Post a Comment