LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TETAPAN PEGAS
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Percobaan
: H1

Pelaksanaan
Praktikum
Hari
: Rabu Tanggal : 1 November 2017 Jam ke : 5-6
(Logo Unair)
Oleh
:
Renza
Anggieta Maharani Muslim (081711333082)
Kelompok
4 :
1. Shekina
Glory (081711333080)
2. Fadhila
Rizkia Nur Hidayati (081711333081)
3. Sofian
Iramanda (081711333083)
Dosen
Pembimbing : Franky Chandra Satriya A.
S.T, M.T
Asisten Pembimbing : Andri Wahyudianto
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
A.
TUJUAN
Menentukan
tetapan pegas.
B.
DASAR TEORI
Pegas
akan selalu memiliki sifat keelastisan. Sifat elastis diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk kembali ke kedudukan semula setelah diberi gaya
dari luar. Apabila kita meninjau pegas, andai panjang pegas pada keadaan
seimbang adalah lo. Salah satu ujung pegas dihubungkan pada suatu neraca pegas
dan ujung yang lain ditarik sedemikian rupa sehingga pegas tersebut akan
bertambah panjang. Besar atau kecilnya pertambahan panjang pegas bergantung pada
besar kecilnya gaya yang digunakan untuk menarik pada pegas. Artinya semakin
besar gaya yang dipakai untuk menarik suatu pegas, maka akan semakin besar pula
pertambahan panjang yang dialami pegas, begitu pula sebaliknya.(Riani, 2008)
Apabila
digambarkan pada grafik, maka grafik antara beban dan pertambahan panjang yang
dialami pegas akan membentuk grafik linier yang naik ke atas. Dengan
menggunakan grafik antara beban dan pertambahan panjang pegas, konstanta atau
tetapan pegas dapat ditentukan dengan menghitung gradien grafik tersebut.
Setiap pegas akan memiliki tetapan pegas yang berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lainnya. Tetapan pegas diartikan sebagai ukuran kekakuan yang
dimiliki oleh suatu pegas yang biasanya dilambangkan dengan huruf k dan memiliki
satuan N/m. (Dosen-Dosen Fisika,2013)
Tentu
saja nilai tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar luas
permukaan suatu pegas maka akan semakin besar pula nilai tetapannya, begitu
pula sebaliknya. Yang kedua adalah suhu. Semakin tinggi suhu yang diterima oleh
suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya.
Saat suhu tinggi, partikel-partikel penyusun pegas mendapat energi dari luar
sehingga memberikan energi pula kepada prtikel penyusun pegas untuk bergerak
sehingga ikatan antar partikel merenggang. Yang ketiga adalah diameter pegas.
Semakin besar diameter yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin kecil nilai
tetapannya, begitu pula sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan
pegas. Semakin banyak jumlah lilitan yang dimiliki suatu pegas maka akan
semakin besar nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah
yang menyebabkan nilai tetapan setiap pegas tidak sama, tergantung pada kondisi
yang dialami oleh setiap pegas masing-masing.(Bejamin, 2006)
Suatu
pegas diberi beban dan diberi simpangan akan menciptakan suatu gerak harmonis.
Gerakan harmonis itu terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari pegas.
Gaya tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu faktor dari
besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor nilai
tetapan pegas itu sendiri.
Apabila sebuah benda bergerak bolak-balik
di sekitar titik kesetimbangan, maka gerakan tersebut disebut getaran harmonis
atau biasa diesebut getaran selaras. Gerakan yang terjadi pada pegas merupakan
getaran selaras, karaena suatu pegas yang diberi simpangan akan bergerak
bolak-balik melewati titk kesetimbangan.
Setiap
pegas memiliki konstanta/tetapan, yang besarnya bervariasi, bergantung pada
bahan dan banyaknya lilitan pegas tersebut. Tetapan pegas ini menyatakan
besarnya gaya yang diperlukan untuk meregangkan atau memendekkan pegas
sepanjang satu satuan panjang.
Untuk mencari nilai
ketetapan pegas dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Cara Statis
Apabila suatu pegas
dengan tetapan pegas k diberi beban W, maka ujung pegas akan bergeser sepanjang
x sesuai dengan persamaan : mg = kx
2. Cara Dinamis
Apabila pegas yang
telah diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran
selaras dengan periode :
Dimana : m = massa beban
g = percepatan gravitasi bumi
(9,8 m/s2)
T = Periode
Teknik untuk menurunkan rumus periode pegas
adalah sederhana, yaitu hanya dengan menyamakan gaya pemulih dan gaya dari
hukum II Newton F = m.ay dengan ay = -w2y adalah percepatan gerak
harmonik. Gaya pemulih pada pegas adalah
F = -ky sehingga kita peroleh :
dengan : m = massa
beban (kg),
k = tetapan pegas ( N/m)
T = Periode pegas (s)
Sedangkan frekuensi
pegas adalah kebalikan dari periode
Definisi
untuk periode adalah waktu yang diperlukan beban untuk menempuh satu getaran,
sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan beban dalam satu
sekon. Untuk menentukan tetapan pegas k yang jumlahnya lebih dari satu dan
dihubungkan satu dengan yang lainnya.
Dalam
batas elastisitas, pertambahan panjang (x) pegas dikenai
gaya (F), menurut Hooke adalah gaya yang bekerja pada pegas akan sebanding
dengan besarnya simpangan yang terjadi, seperti berikut:
F = k. x (1)
Bentuk
grafik F=f(x) merupakan garis lurus.
Jika
pegas digetarkan, periode (T) nya adalah :
T = 2
(2)
Dengan
M = massa beban (mb) + massa tabung (mt) + massa pegas (fmp),
dengan 0 < f < 1.
Persamaan
(2) dapat juga ditulis
T
(3)

Bentuk
grafik T2 sebagai fungsi (mb) sesuai persamaan 3 merupakan garis lurus.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Pegas
2.
Tabung dengan jarum skala
3.
Sepuluh beban keping logam
4.
Stopwatch
5.
Statif berskala dengan klem
penggantung
D. PROSEDUR KERJA
1.
Mengukur massa pegas (mp) dan massa
tabung (mt) dengan neraca
2.
Mengatur posisi piranti alat seperti
pada gambar I
3.
Mengamati posisi ujung jarum skala pada
papan fisika
4.
Mengamati posisi ujung jarum skala
setelah berturut-turut 1,2,3...10 beban keping logam dimasukkan ke dalam tabung
5.
Mengulangi dengan cara menggetarkan
pegas (angkat keatas dengan jari dan lepaskan), dan ukur untuk 10 getaran
dengan stopwatch
Comments
Post a Comment